Program Affiliate Indowebmaker Program Affiliate Indowebmaker

Sabtu, 22 Agustus 2009

Warga Bakar ‘Sarang’ Teroris, Diduga Tempat Persembunyian Syaifudin Zuhri

Sabtu, 22 Agustus 2009

Bogor - Surya- Perburuan besar-besaran terhadap jaringan teroris rupanya telah memicu terjadinya tindakan main hakim sendiri di kalangan masyarakat. Kamis (20/8) malam, ratusan orang membakar dua rumah semi permanen yang diduga menjadi tempat persembunyian perekrut bomber Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Syaifudin Zuhri alias Syaifudin Jaelani.

Dua rumah tersebut terletak di kaki Gunung Salak RT 2/3, Kampung Tajur Halang, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Aksi pembakaran dua rumah milik Solihin alias Yasin, 40, itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, aksi ratusan massa tersebut terjadi secara spontan. Saat aksi pembakaran berlangsung, empat anak buah Solihin sempat lari menyelamatkan diri. “Mereka sudah mendirikan rumah ini sejak enam bulan lalu,” ujar Burhan, seorang warga ditemui di lokasi kejadian, Jumat (21/8).

Menurut Burhan, warga mulai mencurigai aktivitas Solihin dan anak buahnya sejak satu bulan lalu. Lokasi rumah semi permanen yang ditempati Solihin dan anak buahnya itu terletak di kaki Gunung Salak. Rumah yang terbuat dari kayu dengan dinding karpet hijau itu berada di tengah-tengah lahan perkebunan yang dikelola Solihin.
Dua rumah yang dibakar letaknya berbeda. Antara satu rumah dengan rumah lainnya berjarak sekitar 100 meter. Rumah yang posisi kemiringannya lebih rendah, dilengkapi kolam ikan. Pantauan di lokasi kejadian, rumah itu kini tinggal puing-puing. Asap bekas pembakaran masih terlihat mengepul. Peralatan dapur seperti panci, termos dan piring berserakan di dekat rumah itu.
“Saya tidak ikut membakar. Malam itu saya melihat di atas gunung ada api besar dari dua rumah ini,” ucap Burhan.

Ia menambahkan, sekitar setengah bulan lalu, beberapa polisi bersenjata lengkap juga pernah mendatangi rumah semi permanen itu. Mereka memeriksa rumah Solihin dan beberapa anak buahnya.
Manjen, 40, warga setempat, juga mengakui kerap melihat rumah itu dijadikan tempat berkumpul orang-orang yang mencurigakan.

Kepala Dusun Tajur Halang Encep Suryadi mengatakan, tindakan itu dilakukan warga karena sejak setahun ini Solihin sering membawa sejumlah orang dari luar dusun. Kedatangan orang-orang tersebut mencurigakan warga, sebab selama ini pendatang yang dibawa Solihin tidak pernah dilaporkan ke RT setempat.

“Kadang menginap tiga hari, bahkan seminggu tanpa melapor. Warga menjadi curiga,” kata Encep saat ditemui dikediamannya, Jumat.
Tempat yang biasa dipakai oleh Solihin dan kawan-kawannya itu berada sekitar satu kilometer dari pemukiman warga. Waktu tempuh dari pemukiman warga terdekat sekitar 1,5 jam dengan kondisi jalan yang menanjak dan kemiringan mencapai 45 derajat.

Encep menjelaskan, saat dimintai keterangan, Solihin mengatakan dirinya sebatas mencari makan dengan menggarap tanah garapan di lokasi tersebut.

Karena aktivitasnya itu, sekitar satu bulan lalu Solihin sempat ditegur oleh pihak kepolisian dan aparat desa agar ia melaporkan kegiatan dan tamu-tamunya yang menginap kepada perangkat desa.

Namun Solihin tidak menggubris teguran itu, kegiatan misterius yang dicurigai warga terus berlangsung. Ulah Solihin yang merupakan warga asal Brebes, Jawa Tengah, itu semakin membuat warga kesal. Apalagi tersiar kabar bahwa di tempat itu diduga juga dijadikan persembunyian pelaku teroris. “Kalau malam sering ada mobil jenis Carry dan sedan menuju tempat itu,” kata Encep.

Kepala Desa Tajur Halang Odih juga mengaku curiga dengan aktivitas Solihin.Apalagi berdasarkan pengakuan salah satu pengikut Solihin, pria tersebut selama ini disapa Yasin, bukan Solihin. “Identitasnya tidak jelas, warga memanggilnya Solihin, tapi pengikutnya memanggilnya Yasin,” kata Odih.

Solihin sendiri belum bisa dimintai konfirmasi. Saat akan ditemui di rumah kakaknya, Yanto, rumah tersebut sepi. Bahkan, jendela dan pintu rumah tertutup rapat.

Rumah Urwah Dilempari
Kejadian serupa juga terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah, meskipun tidak sampai membakar rumah. Rumah Urwah alias Bagus Budi Pranoto, buron kasus terorisme, di Kadokan, Sukoharjo, dilempari orang. Tak jelas siapa yang melakukannya. Namun akibat lemparan batu dan batu bata itu, kaca jendela rumah yang belum selesai dibangun itu pecah.
Rumah berukuran 8 x 7 meter di RT 01 RW 04 di Kampung Buntarejo, Kadokan, Grogol, Sukoharjo, itu terlihat belum selesai dibangun. Bata dinding belum disemen. Menurut warga setempat, rumah itu baru ditempati sepekan sebelum Urwah menghilang mendadak pada 7 Agustus lalu.
Di rumah itu hanya tinggal Urwah dan istrinya, Rina Yudi Astuti. Sebelumnya, pasangan yang menikah dua tahun lalu dan belum dikaruniai anak itu tinggal bersama orangtua angkat Urwah yang terletak tak jauh dari rumah baru tersebut.
Satu dari empat kaca jendela bagian depan rumah tersebut pecah. Di bawahnya terdapat batu bata dan batu kerikil berceceran, seperti bekas lemparan. Mungkin karena lemparan-lemparan itulah kaca tersebut pecah. Namun tak ada satu pun warga yang mengaku mengetahui sejak kapan kaca itu pecah.
“Kami sudah meminta perangkat desa mengimbau warga untuk menjaga ketenangan. Jangan ada perusakan karena bisa berdampak kurang baik. Kalaupun pemiliknya bersalah, rumahnya tidak salah apa pun,” ujar Waluyo, Babinsa setempat.
Urwah merupakan salah satu dari empat buron kasus peledakan bom JW Marriott Jakarta dan The Ritz-Carlton yang telah dipublikasikan Polri. Selain Urwah, tiga buron lainnya adalah Syaifudin Zuhri, Mohamad Syahrir alias Aing, dan Ario Sudarso.

Incar Obama
Sementara itu, investigasi polisi terkait peristiwa bom JW Marriott dan Ritz Carlton menunjukkan bahwa jaringan teroris Noordin M Top selain mengincar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga hendak menyasar rombongan iring-iringan Presiden AS Barack Hussein Obama saat berkunjung ke Indonesia pada November mendatang. Namun, bukan ledakan bom bunuh diri yang dia rencanakan, melainkan penembakan.
“Mereka berencana menyerang iring-iringan Obama di bandara,” ujar Direktur Pusat Studi Intelijen dan Keamanan Negara Dynno Chressbon yang juga pakar intelijen, Jumat (21/8).
Menurutnya, dua dari empat orang yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian, Ario Sudarso dan Mohamad Syahrir, diduga telah dilatih untuk melakukan penembakan. Tidak tanggung-tanggung, mereka dilatih menggunakan AK-47, Mini UZI, dan MK-III. Senjata terakhir, yang merupakan buatan Rusia, juga digunakan oleh kelompok Taliban di Afghanistan.
Dynno menambahkan, beberapa instruktur yang melatih para calon eksekutor adalah alumni pelaku kekerasan di Ambon-Poso yang pernah dilatih di daerah Kashmir. “Jaringan Noordin sudah melaksanakan pelatihan sejak Juli 2008,” katanya.
Dynno melanjutkan, “Selain Ario dan Syahrir, sejumlah veteran Poso-Ambon yang selama ini lolos dari pengejaran Densus 88 juga turut dilatih. Saat ini, diduga, mereka bersembunyi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Lampung.”
Pada November, Obama dijadwalkan menghadiri KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Singapura. Dia juga akan mampir ke sejumlah negara di Asia. Meski belum diumumkan negara mana saja itu, diperkirakan Indonesia masuk hitungan mengingat Obama pernah menyampaikan niatnya berkunjung ke negeri masa kecilnya ini.
Dynno menyebut warga keturunan Arab yang selama ini bersembunyi bersama pelaku pengeboman JW Marriott dan Ritz Carlton yang merencanakan pembunuhan Obama. Jaringan Noordin, menurut Dynno, memang memiliki target dalam dan luar negeri.
“Sejumlah warga keturunan Arab yang besembunyi bersama kelompok operasi bom Marriott merencanakan target dalam dan luar negeri. Target dalam negeri membunuh SBY pada 17 Agustus sedangkan target luar negerinya membunuh Presiden Obama,” ujar pria yang dekat dengan investigator terorisme ini.

Namun meski sama-sama kelompok Noordin M Top, Dynno tidak menganggap ada keterkaitan pelaku rencana pembunuhan SBY dan Obama dengan pelaku bom di Ritz-Carlton dan JW Marriott. “Itu tidak ada kaitannya dengan pengeboman JW Marriott dan Ritz-Carlton, itu rencana berbeda,” tegasnya.

Sementara itu, selain Densus 88 Antiteror Polri, Federal Bureau of Investigation (FBI) dari Amerika Serikat (AS) juga memburu Noordin M Top. Ia dimasukkan dalam daftar orang paling dicari terkait terorisme. Dalam situs resmi FBI, Kamis (20/8), Noordin tercatat sebagai orang yang berbahaya. Pria asal Malaysia itu dianggap ahli peledakan.

Masuk juga dalam daftar tersebut antara lain, Saleh Ali Saleh Nabhan (Kenya), Amer El-Maati (Kuwait), Adnan G El Shukrijumah (Arab Saudi), Faker Ben Abdelazziz Boussora (Tunisia) dan Abderraouf Jdey (Tunisia).

Sementara Osama Bin Laden, tokoh Al Qaida yang terlibat dalam peristiwa 11 September, masuk dalam daftar utama orang paling dicari. Ia dihargai sebesar 25 juta dolar AS bagi yang berhasil menangkapnya. Osama dicari bersama sekitar 10 orang teroris dunia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar